Pages

Selasa, 19 Agustus 2014

Pengertian Wireless dan Pengertian Access Point

 
Pengertian Wireless – Wireless merupakan jaringan tanpa kabel yang menggunakan udara sebagai media transmisinya untuk menghantarkan gelombang elektromagnetik. Perkembangan wireless sebenarnya telah dimulai sejak lama dan telah dibuktikan secara ilmiah oleh para ilmuan dengan penemuan radio dan kemudian dilanjutkan dengan penemuan radar. Kemudian dengan perkembangan kebutuhan informasi bagi manusia, maka penggunaan wireless semakin banyak dan tidak hanya untuk penggunaan radio dan radar saja.

Beberapa model peralatan yang menggunakan wireless diantarannya adalah sebagai berikut :
1. Telepon selular dan radio panggil (pager)
Layanan yang disediakan untuk aplikasi bergerak dan mudah dibawa, baik untuk perorangan maupun bisnis.
2. GPRS untuk navigasi
Digunakan untuk memudahkan pengguna lalu lintas, seperti mobil, pesawat kapal laut dan lainnya
3. Alat-alat komputer tanpa kabel seperti mouse dan keyboard
Mouse dan keyboard terkadang mengalami kendala berupa sulitnya pemasangan konektornya pada CPU, terkadang mengalami juga kerusakan pada konektornya. Mouse dan Keyboard dengan teknologi wireless memungkinkan mengatasi kendala tersebut, bahkan pengguna akan lebih leluasa dalam bergerak.
4. Telepon Cordless
Teknologi wireless juga dipakai oleh perusahaan telekomunikasi yaitu berupa Telepon Cordless, sehingga penggunaanya dapat dibawa kemana-mana.
5. Remote Control
Berupa alat tanpa kabel yang digunakan untuk mengendalikan peralatan dari jarak jauh, penggunaannya seperti pada televisi, pager dan lainnya.
6. Satelit televisi
Memberikan layanan siaran sehingga penonton dapat memilih saluran yang berbeda.
7. Wireless LAN
Wireless LAN adalah teknologi LAN dengan udara sebagai media transmisinya sehingga memberikan layanan fleksibellitas dan relibilitas untuk para pengguna komputer dalam bisnis maupun non bisnis.
Teknologi wireless menurut para data yang ada saat ini akan mengalami kemajuan dan pengembangan yang cepat beberapa tahun yang akan datang. Kemajuan itu akan terjadi dibeberapa bidang termasuk dalam komunikasi data. Untuk memperjelas mengenai perkembangan wireless LAN, Onno W.Purbo menjelaskan bahwa Teknologi WLAN 2.4GHz, 5.8GHz, 5GHz berkembang pesat sekali terutama karena pembebasan ijin frekuensi di band ISM ( industrial, scientific, medical ) maupun band UNII (Unlicensed National Information Infrastructure) oleh pemerintah Amerika Serikat. Standar komunikasi data yang digunakan umumnya adalah keluarga IEEE 802.11, dimana IEEE 802.11b mempunyai kecepatan maksimum 11Mbps, sedang IEEE 802.11a dan IEEE 802.11g mempunyai kecepatan maksimum 54Mbps. Untuk komunikasi data pada wireless membutuhkan beberapa komponen arsitektur yang dapat diterjemahkan oleh interface protocol. IEEE sebagai lembaga regulasi internasional telah menetapkan protokol untuk wireless yang terdiri atas arsitektur fisik dan aritektur logic dari wireless ini.
Arsitektur Fisik Jaringan Wireless LAN
Komponen fisik dari jaringan wireless diimplementasikan sebagai Physical Data link dan Network Layer Function, komponen ini diimplementasikan sebagai fungsi yang dibutuhkan jaringan, baik lokal, metropolitan maupun area yang lebih luas. Berikut akan dibahas beberapa komponen dari jaringan nirkabel :
Arsitektur Logic Jaringan Wireless LAN
Agar jaringan intranet dapat berjalan sesuai fungsinya maka harus ada aturan standar yang mengaturnya, karena itu diperlukan suatu protokol intranet yang mengaturnya. Protokol tersebut adalah protokol yang telah dikenal dengan TCP/IP. TCP/IP berperan sebagai pengatur yang bertugas menjaga kestabilan, keefektifan suatu komunikasi. Dengan demikian maka aplikasi-aplikasi yang berjalan dapat saling mengerti. Organisasi standar yang mengatur tentang TCP/IP adalah Organization Standard International (OSI).
Tabel . Lapisan layer menurut standar OSI
Layer Karakteristik
Application User written programs
File transfers
Resource Sharing
Network Management
Access to remote files
Database Management
Planning network operation
Control of network
Operation of network
Presentation Defines I/O procedures
Controls network function of application layer
System-dependent process-to-process communication
User application connections
Transport Provides location-independent transport of packets
Provides this end-to-end communication control
Network Distributed control policy
Address message
Set up paths between node
Control message flow between node
Provide control and observation function for network planning
Data Link Frame messsage packets
Allocate channel capacity
Determines station address to receive
Error detection
Establishes access to physical link
Physical Provide electrical transmition of information
Encoding and Decoding
Physical connection
Signaling
Spread Spectrum Radio
 
A. Frequency Hopping Spectrum Radio (FHSS)
Pada awal kemunculan wireless LAN, peralatan menggunakan teknologi frekuensi hopping. Pada teknologi ini pendekatan dilakukan dengan membagi frekuensi menjadi beberapa bagian kecil untuk membentuk suatu pola frekuesi. Data yang dikirim akan melompat dari satu tempat ketempat yang lain secara literal pada suatu pola tertentu untuk menghindari terjadinya interferensi dari luar.[10]
 
B. Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)
Pada frekuensi ini data akan dikirimkan dengan pendekatan satu frekuensi saja untuk meminimalisasi interferensi narrow band. Jadi sejumlah data akan ditambah dengan data yang asli dengan tujuan untuk rekonstruksi data kembali, bila terjadi kehilangan data akibat interferensi.
Data yang berbentuk pola 1 dan 0 yang dikirimkan akan diganti dengan nama Chipping Sequence yang terdiri dari string 1 dan 0. Setiap string yang digunakan untuk menggantikan menggantikan string 1 dan 0 yang dapat dikenali oleh receiver walaupun data yang telah dikirmkan telah rusak.
Dengan kemampuan seperti ini maka kini banyak vendor yang menggunakan teknologi ini untuk diterapkan pada peralatan mereka untuk meningkatkan aplikasi bisnis.[10]
 
C. Mekanisme Wireless LAN
1. Service Set Identifier (SSID)
SSID adalah sebuah nama network yang dipakai oleh wireless LAN dan merupakan karakter yang unik, case sensitive dan menggunakan alpha numeric dengan nilai karakter 2-32 karakter. SSID dikirimkan dalam beacon, probe request, probe response dan tipe-tipe frame yang lain. Client station harus dikonfigurasikan dengan SSID yang cocok untuk bisa tergabung dengan sebuah jaringan. Administrator akan mengkonfigurasikan SSID pada setiap access point. Point yang terpenting adalah SSID harus benar-benar cocok antara Access point dengan Client.
2. Beacon
Beacon adalah frame terpendek yang dikirim oleh access point ke station atau station ke station untuk mengatur sinkronisasi komunikasi. Fungsi Beacon adalah sebagai berikut :
a. Pengaturan waktu (Time Sincronization)
Pada saat client menerima beacon dari access point maka client akan merubah clock sesuai dengan access point sehingga proses sinkronisasi ini akan menjamin setiap fungsi waktu untuk proses hopping dalam FHSS, bisa dilakukan tanpa terjadinya kesalahan.
b. Pengaturan Parameter dari FH dan DS
Beacon mengandung informasi yang berhubungan dengan teknologi spread spectrum yang digunakan oleh sistem. Misalnya FHS, maka hop dan fungsi waktu akan dimasukkan kedalam sistem. Untuk fungsi DSSS, beacon mengandung chanel informasi.[15]
c. SSID Information
Station akan melihat kedalam beacon untuk mengetahui SSID dari jaringan mana yang akan digabungi. Kemudian station akan mencari tahu alamat MAC address dimana beacon berasal mengirimkan authentifikasi request dengan tujuan untuk meminta kepada access point untuk dapat bergabung dengannya. Apabila station diset untuk dapat menerima semua macam SSID, maka station akan mencoba bergabung dengan access point yang pertama kali mengirimkan sinyal dan bergabung dengan access point yang sinyalnya paling kuat jika disitu ada banyak access point.
d. Traffic Indicator Map (TIM)
TIM akan berfungsi sebagai indicator station mana yang sedang dalam berada dalam keadaan sleep dan memiliki paket mengantri di access point. Informasi yang ada pada setiap beacon akan dikirim kesemua station.
e. Supported Rates
Dalam network wireless sangat banyak sekali kecepatan data yang ada sehingga yang menjadi standarnya adalah tergantung standar yang digunakan. Dalam beacon juga diinformasikan beberapa kecepatan access point.
3. Passive Scanning
Scanning biasanya dilakukan oleh station atau access point untuk mendengarkan beacon disetiap channel pada waktu tertentu pada waktu setelah station di inisialisai. Station akan mencari network dengan mendengarkan beacon yang menyebutkan SSID dari access point yang akan digabungi. Bila banyak access point, sehingga akan banyak SSID yang dipancarkan untuk digabungi. Maka station akan memilih sinyal yang paling kuat untuk dan bit error yang paling rendah.[10]
4. Active Scanning
Active scaning adalah proses yang meliputi pengiriman probe request dari wireless station. Station akan mengirimkan frame ini ketika sedang mencari network untuk bergabung dengan network tersebut. Frame probe ini akan mengandung SSID dari network tersebut untuk broadcast SSID. Kelakukan probe adalah untuk menemukan access point sehingga station akan dapat masuk ke network. Apabila access point dengan SSID yang sesuai sudah ditemukan maka station akan melakukan autentifikasi dan assosiasi untuk bergabung dengan network melalui access point tersebut.
5. Autentifikasi dan Association
Autentifikasi adalah proses pendaftaran station terhadap beacon atau juga proses melewati wireless node yang diverifikasi oleh network untuk dapat bergabung. Proses ini terjadi di access point membuktikan diri bahwa client yang masuk sesuai dengan yang telah didaftarkannya. Dengan kata lain access point memeriksa identitas dari client sebelum hubungan terjadi.
6. Roaming
Roaming adalah kemampuan client untuk dapat berpindah secara halus dari satu sel network ke sel network yang lain tanpa harus kehilangan koneksi. Access point memindahkan client dari satu sel ke sel lainnya tanpa disadari oleh client. Apabila client berada dalam coverage yang terdapat banyak access pointnya maka kemungkinan akan terjadi overlap. Maksudnya adalah client akan dapat berpindah secara halus dan membangun koneksi terbaik sementara client akan senantiasa mencari koneksi yang terbaik.[16]
 
D. Model Jaringan Wireless LAN
1. Model Jaringan Wireless LAN Independent (Addhoc)
Model network secara addhoc adalah model network dimana setiap network saling memancarkan beacon . Sehingga setiap client yang telah memiliki peralatan wireless akan dapat langsung terhubung dengan satu sama lainnya. Artinya pada model ini tidak adanya server ataupun satu komputer yang bertanggung jawab pada beban traffik pada tiap koneksi yang terjadi.
2. Model Jaringan Wireless LAN dengan Access point
Model jaringan yang ada pada penggunaan access point (AP) adalah model yang menjadikan access point sebagai sentral koneksi. Dimana access point itu sendiri dapat berupa hardware atau juga software.
a. Access point Hardware
Access point dengan hardware adalah Access point yang menggunakan perangkat keras untuk memancarkan sinyal radio melalui antena, sehingga dapat diterima oleh antena client.
b. Access point Software
Access point tipe ini adalah access point dengan menggunakan software yang telah diinstal pada PC yang dijadikan access point, sehingga masing-masing client yang sudah terdapat wireless interface didalamnya dapat saling terkoneksi jaringan yang terpusat pada access point.


Pengertian Access Point dan Fungsi Secara Lengkap - Hai sobat pelajar, pada kesempatan kali ini kita akan membahas seputar access point yang sering-sering ini kita dengar. Dalam artikel saya kali ini saya akan menuliskan pengertian dan fungsi dari istilah access point yang sedang kamu cari.

Pengertian Access Point
1. Access Point adalah sebuah perangkat jaringan yang berisi sebuah transceiver dan antena untuk transmisi dan menerima sinyal ke dan dari clients remote.

2. Access point adalah adalah perangkat, seperti router nirkabel / wireless, yang memungkinkan perangkat nirkabel untuk terhubung ke jaringan.

3. Access Point dalam jaringan computer adalah sebuah jalur akses nirkabel (Wireless Access Point atau AP) adalah perangkat komunikasi nirkabel yang memungkinkan antar perangkat untuk terhubung ke jaringan nirkabel dengan menggunakan Wi-Fi, Bluetooth atau standar terkait.

4. Access Point adalah perangkat yang digunakan untuk membuat koneksi wireless pada sebuah jaringan.

Fungsi Access Point
1. Mengatur supaya AP dapat berfungsi sebagai DHCP server
2. Mencoba fitur Wired Equivalent Privacy (WEP) dan Wi-Fi Protected Access(WPA)
3. Mengatur akses berdasarkan MAC Address device pengakses
4. Sebagai Hub/Switch yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel



Standarisasi jaringan nirkabel dan pemanfaatannya 802.11a , 802.11b , 802.11g , 802.11n

1. Pengertian IEEE 802.11
IEEE (Institute of Electrical and Electronic Engineers) merupakan institusi yang melakukan diskusi, riset dan pengembangan terhadap perangkat jaringan yang kemudian menjadi standarisasi untuk digunakan sebagai perangkat jaringan.
• STANDAR dari IEEE
802.1 > LAN/MAN Management and Media Access Control Bridges
802.2 > Logical Link Control (LLC)
802.3 > CSMA/CD (Standar untuk Ehernet Coaxial atau UTP)
802.4 > Token Bus
802.5 > Token Ring (bisa menggunakan kabel STP)
802.6 > Distributed Queue Dual Bus (DQDB) MAN
802.7 > Broadband LAN
802.8 > Fiber Optic LAN & MAN (Standar FDDI)
802.9 > Integrated Services LAN Interface (standar ISDN)
802.10 > LAN/MAN Security (untuk VPN)
802.11 > Wireless LAN (Wi-Fi)
802.12 > Demand Priority Access Method
802.15 > Wireless PAN (Personal Area Network) > IrDA dan Bluetooth
802.16 > Broadband Wireless Access (standar untuk WiMAX)

Dari daftar di atas terlihat bahwa pemanfaatan teknologi tanpa kabel untuk jaringan lokal, dapat mengikuti standarisasi IEEE 802.11x, dimana x adalah sub standar.
• Perkembangan dari standar 802.11 diantaranya :
802.11  Standar dasar WLAN  mendukung transmisi data 1 Mbps hingga 2 Mbps
802.11a  Standar High Speed WLAN 5GHz band  transfer data up to 54 Mbps
802.11b  Standar WLAN untuk 2.4GHz  transmisi data 5,4 hingga 11 Mbps
802.11e  Perbaikan dari QoS (Quality of Service) pada semua interface radio IEEE WLAN
802.11f  Mendefinisikan komunikasi inter-access point untuk memfasilitasi vendor yang mendistribusikan WLAN
802.11g  Menetapkan teknik modulasi tambahan untuk 2,4 GHz band, untuk kecepatan transfer data hingga 54 Mbps.
802.11h  Mendefinisikan pengaturan spectrum 5 GHz band yang digunakan di Eropa dan Asia Pasifik
802.11i  Menyediakan keamanan yang lebih baik. Penentuan alamat untuk mengantisipasi kelemahan keamanan pada protokol autentifikasi dan enkripsi
802.11j  Penambahan pengalamatan pada channel 4,9 GHz hingga 5 GHz untuk standar 802,11a di Jepang

Kelebihan standar 802.11 antara lain :
a. Mobilitas
b. Sesuai dengan jaringan IP
c. Konektifitas data dengan kecepatan tinggi
d. Frekuensi yang tidak terlisensi
e. Aspek keamanan yang tinggi
f. Instalasi mudah dan cepat
g. Tidak rumit
h. Sangat murah

Kelemahan standar 802.11 antara lain :
a. Bandwidth yang terbatas karena dibagi-bagi berdasarkan spektrum RF untuk teknologi-teknologi lain
b. Kanal non-overlap yang terbatas
c. Efek multipath
d. Interferensi dengan pita frekuensi 2.4 GHz dan 5 GHz
e. QoS yang terbatas
f. Power control
g. Protokol MAC high overhead

Teknologi Wireless LAN distandarisasi oleh IEEE dengan kode 802.11, tujuannya agar semua produk yang menggunakan standar ini dapat bekerja sama/kompatibel meskipun berasal dari vendor yang berbeda, 802.11b merupakan salah satu varian dari 802.11 yang telah populer dan menjadi pelopor di bidang jaringan komputer nirkabel menunjukkan bahwa 802.11b masih memiliki beberapa kekurangan di bidang keamanan yang memungkinkan jaringan Wireless LAN disadap dan diserang, serta kompatibilitas antar produk-produk Wi-Fi™. Teknologi Wireless LAN masih akan terus berkembang, namun IEEE 802.11b akan tetap diingat sebagai standar yang pertama kali digunakan komputer untuk bertukar data tanpa menggunakan kabel.

2. Standar IEEE 802.11
a. IEEE 802.11a
Standar 802.11a (disebut WiFi 5) memungkinkan bandwidth yang lebih tinggi (54 Mbps throughput maksimum, 30 Mbps dalam praktek). Standar 802.11a mengandung 8 saluran radio di pita frekuensi 5 GHz.
Standard IEEE 802.11a bekerja pada frekuensi 5GHz mengikuti standard dari UNII (Unlicensed National Information Infrastructure). Teknologi IEEE 802.11a tidak menggunakan teknologi spread-spectrum melainkan menggunakan standar frequency division multiplexing (FDM).
Tepatnya IEEE 802.11a menggunakan modulasi orthogonal frequency division multiplexing (OFDM). Regulasi FCC Amerika Serikat mengalokasikan frekuensi dengan lebar 300MHz di frekuensi 5GHz. Tepatnya 200MHz di frekuensi 5.150 - 5.350 Mhz. Dan sekitar 100MHz bandwidth pada frekuensi 5.725 - 5.825 Mhz.
Di Amerika Serikat, FCC mengatur agar kekuatan maksimum daya pancar yang boleh digunakan adalah:
• 100MHz band yang pertama hanya diperkenankan dipergunakan dengan daya maksimum 50mW.
• 100MHz band yang kedua diperkenankan dengan untuk kekuatan pemancar maksimum 250mW.
• 100MHz band yang teratas dirancang untuk backbone jarak jauh dengan kekuatan maksimum pemancar 1Watt.

Untuk mengantisipasi tingkat redaman yang tinggi pada frekuensi 5GHz tidak heran jika kita melihat maksimum power dari pemancar yang mencapai 1Watt.
Di Indonesia, terus terang kami lebih banyak menggunakan maksimum power di semua band karena memang kita lebih banyak menggunakan band ini untuk backbone jarak jauh untuk berbagai titik yang ada.
Ada delapan (8) kanal pada band 5150-5350 Mhz yang tidak saling mengganggu. Pengalaman mengoperasikan peralatan 5GHz, seluruhnya biasanya total sekitar 12-13 kanal yang tidak saling overlap yang bisa kita gunakan.
Kalau kita ingat baik-baik, maka pada frekuensi 2.4GHz biasanya hanya ada tiga (3) channel yang tidak saling overlap.

b. IEEE 802.11b
Standar 802.11b saat ini yang paling banyak digunakan satu. Menawarkan thoroughput maksimum dari 11 Mbps (6 Mbps dalam praktek) dan jangkauan hingga 300 meter di lingkungan terbuka. Ia menggunakan rentang frekuensi 2,4 GHz, dengan 3 saluran radio yang tersedia.

c. IEEE 802.11c
Standar 802.11c (disebut WiFi), yang menjembatani standar 802.11c tidak menarik bagi masyarakat umum. Hanya merupakan versi diubah 802.1d standar yang memungkinkan 802.1d jembatan dengan 802.11-perangkat yang kompatibel (pada tingkat data link).

d. IEEE 802.11d
Standar 802.11d adalah suplemen untuk standar 802.11 yang dimaksudkan untuk memungkinkan penggunaan internasional 802,11 lokal jaringan. Ini memungkinkan perangkat yang berbeda informasi perdagangan pada rentang frekuensi tergantung pada apa yang diperbolehkan di negara di mana perangkat dari.

e. IEEE 802.11e
Standar 802.11e yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas layanan pada tingkat data link layer. Tujuan standar ini adalah untuk menentukan persyaratan paket yang berbeda dalam hal bandwidth dan keterlambatan transmisi sehingga memungkinkan transmisi yang lebih baik suara dan video.
IEEE 802.11e adalah sebuah amandemen dari 802.11 yang khusus membahas tentang perbaikan Quality of service pada 802.11 dengan menambahkan beberapa fungsi tertentu pada MAC layer. IEEE 802.11e mendefinisikan fungsi koordinasi baru dinamakan Hybrid Coordination Function (HCF). HCF menyediakan mekanisme akses baik secara terpusat yaitu HCF Controlled Channel Access (HCCA) maupun secara terdistribusi yaitu Enhanced Distributed Channel Access (EDCA).
1. Enhanced Distributed Channel Access (EDCA) dirancang untuk menyediakan QoS dengan menambahkan fungsi pada DCF. Pada MAC layer, EDCA mendefinisikan empat FIFO queue yang dinamakan Access Category (AC) yang memiliki parameter EDCA tersendiri. Mekanisme aksesnya secara umum hampir sama dengan DCF, hanya saja durasi DIFS digantikan dengan AIFS. Sebelum memasuki MAC layer, setiap paket data yang diterima dari layer di atasnya di-assign dengan nilai prioritas user yang spesifik antara 0 sampai 7. Setiap paket data yang sudah diberi nilai prioritas dipetakan ke dalam Access Category seperti pada tabel nilai parameter EDCA berbeda untuk AC yang berbeda. Parameter-parameter tersebut adalah :
• AIFS (Arbitration Inter-Frame Space) Setiap AC memulai prosedur backoff atau memulai transmisi setelah satu periode waktu AIFS menggantikan DIFS.
• CWmin, CWmax. Nilai backoff counter merupakan nilai random terdistribusi uniform antara contention window CWmin dan CWmax.
• TXOP (Transmission Opportunity) limit, durasi maksimum dari transmisi setelah medium diminta. TXOP yang diperoleh dari mekanisme EDCA disebut EDCA-TXOP. Selama EDCA-TXOP, sebuah station dapat mentransmisikan multiple data frame dari AC yang sama, dimana periode waktu SIFS memisahkan antara ACK dan transmisi data yang berurutan. TXOP untuk setiap AC ke-i didefinisikan sebagai TXOP [i]=(MSDU[i]/R)+ACK+ SIFS + AIFS[i], MSDU [i] adalah panjang paket pada AC ke-i. R adalah rate transmisi physical, ACK adalah waktu yang dibutuhkan untuk mentransmisikan ack, SIFS adalah periode waktu SIFS, AIFS[i] adalah waktu AIFS pada AC ke-i.
2. HCF Controlled Channel Access (HCCA)menyediakan akses ke medium secara polling. HC menggunakan PCF Interframe Space (PIFS) untuk mengontrol kanal kemudian mengalokasikan TXOP pada station . Polling dapat berada pada periode contention (CP), dan penjadwalan paket dilakukan berdasarkan Traffic Spesification (TSPEC) yang diperbolehkan.
3. Fuzzy Logic, Metode ini sudah banyak dipakai pada sistem kontrol karena sederhana, cepat dan adaptif. Sistem Inferensi Fuzzy (FIS) adalah sistem yang dapat melakukan penalaran dengan prinsip serupa seperti manusia melakukan penalaran dengan nalurinya. FIS tersebut bekerja berdasarkan kaidah-kaidah linguistik dan memiliki algoritma fuzzy yang menyediakan sebuah aproksimasi untuk dimasuki 3 analisa matemati.
Untuk memperoleh output, diperlukan 3 tahapan yaitu :
1. Fuzzification merupakan suatu proses untuk mengubah suatu peubah masukan dari bentuk tegas (crisp) menjadi peubah fuzzy (variabel linguistik) yang biasanya disajikan dalam bentuk himpunan-himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaannya masing-masing.
2. Rule evaluation (Evaluasi aturan) merupakan proses pengambilan keputusan (inference) yang berdasarkan aturan-aturan yang ditetapkan pada basis aturan (rules base) untuk menghubungkan antar peubah-peubah fuzzy masukan dan peubah fuzzy keluaran.
3. Defuzzification, Input dari proses defuzzifikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan-aturan fuzzy, sedangkan output yang dihasilkan merupakan suatu bilangan pada domain himpunan fuzzy tersebut. Jika diberikan suatu himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka harus dapat di ambil suatu nilai crisp tertentu sebagai output.
f. IEEE 802.11f
Standar 802.11f adalah rekomendasi untuk jalur akses vendor produk yang memungkinkan untuk menjadi lebih kompatibel. Ia menggunakan Inter-Access Point Protocol Roaming, yang memungkinkan pengguna roaming transparan akses beralih dari satu titik ke titik lain sambil bergerak, tidak peduli apa merek jalur akses yang digunakan pada infrastruktur jaringan. Kemampuan ini juga hanya disebut roaming.

g. IEEE 802.11g
Standar 802.11g menawarkan bandwidth yang tinggi (54 Mbps throughput maksimum, 30 Mbps dalam praktek) pada rentang frekuensi 2,4 GHz. Standar 802.11g mundur-kompatibel dengan standar 802.11b, yang berarti bahwa perangkat yang mendukung standar 802.11g juga dapat bekerja dengan 802.11b.
Dalam evolusi WLAN adalah pengenalan IEEE 802.11g. Ini merupakan standar IEEE 802.11g akan secara dramatis dapat meningkatkan performa WLAN. IEEE 802.11g adalah sebuah standar jaringan nirkabel yang bekerja pada frekuensi 2,45 GHz dan menggunakan metode modulasi OFDM. 802.11g yang dipublikasikan pada bulan Juni 2003 mampu mencapai kecepatan hingga 54 Mb/s pada pita frekuensi 2,45 GHz, sama seperti halnya IEEE 802.11 biasa dan IEEE 802.11b. Standar ini menggunakan modulasi sinyal OFDM, sehingga lebih resistan terhadap interferensi dari gelombang lainnya.

Sensitivitas Kecepetan Standar 802.11g
h. IEEE 802.11h
Standar 802.11h standar yang dimaksudkan untuk menyatukan standar 802.11 dan standar Eropa (HiperLAN 2, maka h dalam 802.11h) sementara Eropa sesuai dengan peraturan yang terkait dengan penggunaan frekuensi dan efisiensi energi.

i. IEEE 802.11i
Standar 802.11i yang dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan data transfer (dengan mengelola dan mendistribusikan kunci, dan menerapkan enkripsi dan otentikasi). Standar ini didasarkan pada AES (Advanced Encryption Standard) dan dapat mengenkripsi transmisi yang beroperasi pada 802.11a, 802.11b dan 802.11g teknologi.

j. IEEE 802.11j
The 802.11j standar adalah peraturan Jepang apa 802.11h adalah peraturan Eropa.

k. IEEE 802.11n
IEEE 802.11n merupakan salah satu standarisasi yang sudah direvisi dari versi sebelumnya IEEE 802,11-2.007 sebagaimana telah dirubah dengan IEEE 802.11k-2008, IEEE 802.11r-2008, IEEE 802.11y-2008, dan IEEE 802.11w-2009, dan didasarkan pada standar IEEE 802.11 sebelumnya dengan menambahkan Multiple-Input Multiple-Output (MIMO) dan 40 MHz saluran ke layer fisik, dan frame agregasi ke MAC layer.

l. IEEE 802.11r
Standar 802.11r yang telah dikembangkan sehingga dapat menggunakan sinyal infra-merah. Penggunaan teknologi nirkabel versi 802.11r akhirnya disahkan oleh badan standarisasi IEEE dunia. Standar ini memungkinkan wifi akses point untuk saling mem-back up.
Dilansir melalui PC World, Selasa (2/9/2008), IEEE telah berhasil mengesahkan standar 802.11r-2008 ini pada tanggal 15 Juli lalu.
Standar ini dapat memfungsikan perangkat wi-fi sama halnya dengan ponsel, hanya dengan menghubungkan masing-masing akses point wi-fi seperti halnya menghubungkan masing-masing BTS yang ada di teknologi seluler.
Artinya, sebuah perangkat ponsel yang menggunakan bantuan teknologi VoIP (voice over internet protokol) dapat digunakan secara mobile selama terdapat akses point wi-fi di daerah tersebut. Bahkan setiap pergeseran yang terjadi juga memungkinkan akses point satu dengan lainnya untuk mem-back up. Sayangnya, jika Seluler dapat menjangkau BTS-BTS dengan jarak yang cukup jauh, akses point wi-fi hanya dapat mencakup koneksi perangkat dengan jarak dekat.
Dengan begitu maka bantuan aplikasi keamanan wi-fi sangat dibutuhkan untuk mencegah masuknya virus, spam maupun aplikai jahat lainnya yang dapat merusak perangkat. Aplikasi secure connection ini membutuhkan waktu sekira 50 milisecond. Lebih cepat dibandingkan secure connection milik sistem nirkabel lainnya.
Selain itu, aliansi wi-fi telah berhasil menguji coba menggunakan layanan telepon VoIP dengan menggunakan sinyal wi-fi bernama Voice Personal. Pada bulan Juni, aliansi tersebut mengembangkan program sertifikasi yang telah menyetujui perangkat koneksi jaringan milik Intel dengan seri 4965AGN dan Intel 3945ABG. Kedua perangkat tersebut telah diuji coba interoperabilitasnya.

Selasa, 07 Januari 2014

Perbanding Server yang berbeda merk


IBM System x3530M4-B2A





Xeon E5-2407, 4GB (1x 4GB) DDR3-1333 ECC SDRAM, VGA Matrox G200e 16MB, 2x GbE NIC, Rackmount 1U Case
Part No:SKU00812497
Price:Rp 32,077,100


















Overview
  The IBM® System x3530 M4 server delivers dual-socket performance in a 1U compact footprint. Featuring the latest Intel Romley EN platform, the x3530 M4 is a flexible rack server positioned as a good investment value, while considering your total cost of ownership and IBM commitment. It is designed to provide more affordable value and increased flexibility with performance and quality to match. Designed with redundancy, flexible subsystems, and a wider range of configuration options, the x3530 M4 also offers an innovative Feature on Demand (FoD) design for an easier upgrade path.
  • Better performance and more generous storage capacity in a smaller footprint help support a wider range of general business workloads  
  • More flexible design helps provide extensive configuration options and allow customers to upgrade to more robust features as needs change over time  
  • Built-in reliability and availability features help ensure application uptime  
  • Hot-swappable hard disk drives and power supplies help improve system serviceability  
  • A robust portfolio of systems management tools help simplify management tasks  



Detail Specifications
 
PlatformDual CPU Rack Server 
Processor TypeIntel Xeon Processor
  • Xeon E5-2403  
 
#1 Processor Onboard
  • Intel® Xeon® Processor E5-2407 (10M Cache, 2.20 GHz, 6.40 GT/s Intel® QPI)  
 
Chipset
  • Intel® C600 Server Chipset  
 
Standard Memory
  • 1x 4GB PC3-10600 Registered ECC DDR3 SDRAM  
 
Max. Memory192 GB (12 DIMM) 
Video TypeIntegrated Matrox G200e 16 MB 
#1 Controller
  • ServeRAID H1110, Integrated 3 Gbps software RAID-0, -1, -10  
 
#1 Hard DriveOptional 
#2 Hard DriveOptional 
#3 Hard DriveOptional 
#1 Optical DriveOptional 
Standard Bays
  • Eight 2.5-inch or four 3.5-inch hard disk drives (HDDs)  
 
Interface Provided
  • 7 USB (2x Front, 4x Rear, 1x Internal), VGA, 2x LAN  
 
Slot Provided
  • 2x PCIe slots (x16/x8) (1/0 or 0/2) + 4x PCIe for slotless RAID  
 
NetworkingIntegrated Two Gigabit Ethernet (10/100/1000 Mbps) ports 
Chassis Form Factor1U Rackmount Chassis 
Power Supply Type460w 
Keyboard TypeOptional 
Input Device TypeOptional 
MonitorOptional 
System ManagementIBM Director and IBM ServerGuide 
O/S ProvidedPre-sales Request Available 
Validated SystemMicrosoft Windows Server, Red Hat Enterprise Linux, SUSE Linux Enterprise Server, VMware vSphere 
Dimensions (W x H x D)447 x 43x 673 mm 
Weight15.6 kg 
Standard Warranty3-years Limited Warranty, Parts, Labor, Onsite, 9x5 NBD response time limited 










HP ProLiant DL380G7-152





Xeon E5620, 6GB (3 x 2 GB) RDIMM DDR3-1333, VGA ATI 32MB, 2 Port 1GbE NIC, Rackmount 2U Case  
Part no : SKU01011121
 Price : Rp. 19,900,000






 



 



 



Overview


The HP ProLiant DL380 G7 Server continues to deliver on its heritage of engineering excellence with increased flexibility and performance, enterprise-class uptime and HP Insight Control manageability, 2 socket Intel® Xeon® performance, and 2U density for performance, enterprise-class uptime and HP Insight Control manageability, 2 socket Intel® Xeon® performance, and 2U density for a variety of applications.





Detail Specifications
 
PlatformDual CPU Rack Server 
Processor TypeIntel Xeon Processor 
#1 Processor OnboardIntel® Xeon® Processor E5620 (2.40 GHz, FSB 5.86 GT/s, Cache 12 MB) 
#2 Processor OnboardOptional 
ChipsetIntel® 5520 Server Chipset 
Standard Memory6 GB (3x2GB) - 10600 RDIMM 1333 MHz 
Max. Memory192 GB (18 DIMM) 
Video TypeIntegrated ATI ES1000 32 MB 
Floppy DriveOptional 
#1 ControllerHP Smart Array P410i/256
  • Controller (RAID 0/1/10/5/50)  
 
#2 ControllerOptional 
#1 Hard DriveOptional 
#2 Hard DriveOptional 
#3 Hard DriveOptional 
#1 Optical DriveOptional 
#2 Optical DriveOptional 
Standard BaysEight HP proprietary hot-plug drive bays (SFF) 
External BaysData Not Available 
Interface Provided
  • Serial : 1  
  • Video : 2  
  • Network RJ-45 : 4  
  • iLO remote management port :1  
  • Keyboard : 1  
  • Mouse :1  
  • Graphics :1  
  • SD slot :1  
  • USB 2.0 Port : 2 front, 2 back, 1 internal  
 
NetworkingIntegrated Two Gigabit Ethernet (10/100/1000 Mbps) ports 
System Fans / Coolers
  • N+1 redundancy standard  
 
Chassis Form Factor2U Rackmount Chassis 
Power Supply TypeHP hot-plug 460w 
Keyboard TypeOptional 
Input Device TypeOptional 
MonitorOptional 
System Management
  • HP iLO 3  
 
O/S ProvidedPre-sales Request Available 
Dimensions (W x H x D)Width: 17.25 (44.54 cm) x Height 3.38-inch (8.59 cm) x Depth: 27.25 inches (69.98 cm) 
Weight27.27kg 
Standard Warranty3-Years Warranty 4hour response, 24 hours x 7 day by HP Indonesia (3-Years Parts replacement, 3-Years Labor, 3-Years Onsite support) 





























Jumat, 20 September 2013

Apa Itu VMWare

Vmware adalah suatu perangkat lunak yang dapat menciptakan atau menyimulasikan PC barau, yang disebut mesin virtual.

Perangkat keras yang terdapat di dalam mesin virtual sama seperti perangkat keras yang yang dipakai PC, misalnya CPU, RAM, harddisk, keyboard, mouse, CD/ DVD ROM, soundcard. Kata lain PC di dalam PC.

Sistem operasi yang diinstal melalui vmware disebut guest operating system (sistem operasi tamu). Sistem operasi tersebut dapat dijalankan berdampingan dengan sistem operasi utama atau host operating system, yaitu sistem operasi di mana vmware didinstal. Pada proses instalasi sistem operasi guest, harrdisk tidak perlu dipartisi karena vmware telah mengaturnya dengan sangat mudah sehingga data tidak perlu dikhawatirkan akan hilang. Instalasinya sama seperti menginstal pada komputer biasa.

Sistem vmware dapat dibangun di atas Windows dan Linux. Oleh karena itu, salah satu sistem operasi harus dipilih untuk menjadi host operating system (sistem operasi utama). Jika ingin memebuat Linux sebagai sistem operasi guest, maka harus menginstal Windows terlebih dahulu, kemudian instal vmware pada sistem operasi Windows, setelah itu di atas vmware instal Linux sebagai sistem operasi guest sesuia dengan keinginan. Ataupun sebaliknya.

MANFAAT VMWARE

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh bila menggunakan vmware, antara lain:

1. untuk keperluan uji program (trial and error), tidak perlu me-restart PC untuk beralih system   operasi (dual boot) atau berpindah computer.

2. Dapat mengembangkan peranti lunak multiplatform dengan cepat karena adanya lebih dari system operasi yang berjalan bersamaan.

3. Dapat menambah intensitas penggunaan computer tanpa harus memebeli atau menambah computer.

4. bermigrasi dengan mudah dari satu system operasi ke system operasi lain tanpa harus takut kehilanagan data karena salah partisi

5. dapat membuat jaringan antar PC dengan mesin virtual walaupun PC tidak terpasang Network card maupun hub atau switch. VMware akan secara otomatis menyediakannya.

6. vmware memeberikan fleksibilitas penggunaan system operasi secara bersamaan, sehingga bias mempelajari system operasi yang berbeda tanpa harus kehilanagn banyak waktu.


KEBUTUHAN HARDWARE

Virtual machine berjalan pada VMware seperti computer yang sesungguhnya (physical computer) sehingga untuk menjalankannya harus didukung dengan system yang memadai,
Syarat minimal hardware adalah sebagai berikut:

1. Processor dengan clock speed 400 MHz atau lebih.
2. Memori dengan kapasitas minimal 128 MB, direkomendasikan 256 MB.
3. Display adapter (VGA)
    - Display adapter lebih besar dari 256 color (8 bit).
4. Disk Drive
    - 20 MB ruang kosong untuk instalasi dasar.
    - Minimal 500 MB ruang kosong pada disk untuk setiap system operasi guest dan software             aplikasi yang diinstal di dalamnya..
    - IDE atau SCSI harddisk dan CDROM
5. Local Area Network (opsional)
    - Ethernet chard yang didukung oleh system operasi utama
    - Non Ethernet network yang menggunakan built in NAT (Network Address Translation) atau menggunakan host only networking
6. peripheral lain yang mendukung 1 unit computer.

SISTEM OPERASI UTAMA

VMware tidak dapat diinstal pada semabarang system. Pada platform Microsoft Windows, minimal memerlukan browser Internet Explorer versi 4.0 atau yang lebih tinggi untuk menampilkan fasilitas bantuan. Berikut adalah beberapa system operasi windows yang dapat digunakan sebagai system operasi utama:

1. Windows XP Professional dan Windows XP Home Edition.
2. Windows 2000 Professional, Windows 2000 Server dan Windows 2000 Advanced Server.
3. Windows NT 4.0 Workstation dan Windows NT 4.0 Server.

Untuk platform Linux, vmware mensyaratkan adanya glibc versi 2 atau yang lebih tinggi dan kernel 2.0.32 atau yang lebih tinggi.

Cara Setting Modem D-Link DSL-526B

Langkah Pertama
Yang perlu di ketahui pertama adalah:
Standar IP D-LINK DSL-526B 192.168.1.1
ID / User Name D-LINK DSL-526B Admin
Password D-LINK DSL-526B Admin
Jangan lupa ganti IP address yang lain dulu kalau seandainya ada IP yang sama
dengan IP MODEM baru kita.
Langkah Kedua
Setelah masuk akan tampak kurang lebih seperti di bawah ini, tapi klo yang di bawah udah ada settingan yang udah jadi nya hehehe klo yang baru pastinya masih polos...



Langkah Ketiga
Klik WAN > Lalu Klik ADD > Lalu seperti gambar di bawah ini

 Langkah Keempat
Ikuti seperti Gambar
Langkah Kelima
Ikuti seperti Gambar
Langkah Keenam
Ikuti seperti Gambar
Langkah ketujuh 
Ikuti seperti Gambar
Langkah kedelapan/terakhir
  Pilih DEVICE INFO lalu KLIK WAN

Kalo sudah seperti diatas maka ..... CONGRATULATIONS
anda telah berhasil SETTING D-LINK DSL-526B
Dengan SELAMAT SENTAUSA :p

Setting Access Point [TP-LINK]

1. Pertama jelas, siapkan Access Pointnya, kemudian pasang antena, kabel arus/power, kabel LAN pada Access Point dan koneksikan kabel LAN ke komputer.

2 Setting IP Address dengan cara masuk ke Control Panel – Network Connections – double click pada icon Local Area Connection – pilih Internet Protocol TCP/IP – klik Properties – pilih Use the following IP Address.

3  Isikan IP Address, misal :IP Address : 192.168.1.2
 Subnet mask : 255.255.255.0
 Preferred DNS server : 192.168.1.254 

  
Kemudian klik OK – Close.
 
4.   Selanjutnya kita panggil IP Address komputer dan IP Address pada Access Point (TP-LINK) untuk mengetes apakah sudah terkoneksi dengan benar.
Klik Start – Run – ketikkan cmd tekan enter – setelah masuk ke command prompt, kita panggil IP Address komputer terlebih dahulu caranya ketik:

ping 192.168.1.2 — tekan Enter


 
5.   Jika berhasil maka akan keluar pesan “Reply from ….”
 
6.   Sekarang tinggal kita panggil IP Address pada Access Pointnya, untuk mengetahui IP Addressnya silakan lihat pada bagian bawah Access Point. Disana terdapat username, password, dan IP Addressnya. Misal IP Addressnya 192.168.1.254, maka ketikkan pada command prompt sbb:

ping 192.168.1.254 — tekan Enter

  
 
7.  Jika berhasil maka akan keluar pesan “Reply from ….”
 
8. Nah, sekarang tinggal penyettingan Access Pointnya. Buka browser misal Firefox, ketikkan IP Address Access Point tadi (192.168.1.254) pada Address bar tekan Enter.


 

9.   Masukkan username dan password Access Point (username dan password bisa Anda lihat dibagian bawah Access Point). Biasanya username : admin , password : admin. Kemudian tekan Enter.
 
 

10. Kita telah masuk dihalaman Admin AP, disinilah kita mengkonfigurasi atau me-manage semua pengaturan dan fungsi Access Point.


 


11.   Masuk ke tab Network, tentukan pengaturan standard sbb : 
 
 
Kemudian klik Save.


12.  Lalu masuk ke tab Wireless (bawahnya tab Network), setting nama SSID misal : Alvin In The Web, Region : Indonesia, Channel : Automatic, Mode: 54Mbps (802.11g). Klik Save.

 
13. Masuk ke tab Wireless Mode, disitu terdapat berbagai pilihan kegunaan TP-LINK ini mulai dari Access Point hingga Repeater, tinggal kita saja yang menentukan sebagai apakah TP-LINK ini. Sesuai misi kita, kita gunakan TP-LINK ini sebagai Access Point. Maka pilih Access Point dan checklist pada Enable SSID Broadcast, klik Save.


 14.   Terakhir kita masuk ke tab DHCP pilih Enable klik Save.
 

15.   Selesai. Gimana sob mudah bukan cara penyettingannya? Sekarang tinggal kita test melalui Laptop/PDA/Perangkat Wi-Fi lainnya. Selamat mencoba.

 

Blogger news

Blogroll

About